Vitamin
C
Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan
dalam jumlah yang sedikit, dan dibutuhkan dalam jumlah besar untuk fungsi
metabolisme yang normal. Vitamin dapat larut di dalam air dan lemak. Vitamin
yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K, dan yang larut dalam air
adalah vitamin B dan C.
Vitamin C diproduksi oleh tumbuhan dalam jumlah yang besar. Fungsi
vitamin C bagi tumbuhan adalah sebagai agen antioksidan yang dapat menetralkan
singlet oksigen yang sangat reaktif, berperan dalam pertumbuhan sel, berfungsi
seperti hormon dan ikut berperan dalam proses fotosintesis. Vitamin C hanya
dapat dibentuk oleh tumbuhan dan terdapat pada sayuran serta buah-buahan dalam
jumlah yang besar. Hal ini disebabkan karena tumbuhan memilki enzim mikrosomal
L-gulonakton oksidase, sebagai komponen dalam pembentukan asam askorbat
(Kurniawan, 2010).
Keberadaan tumbuhan air berlimpah, namun belum banyak diketahui
kandungan vitamin C-nya. Oleh karena itu perlu diketahui kandungan senyawa
tersebut sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik.
Eceng
gondok
Tumbuhan air memiliki peranan sebagai pemasok oksigen, produsen
utama, bahkan penyerap logam berat. Kadar oksigen di dalam air akan meningkat
disebabkan oleh peranan tumbuhan air tersebut. Tumbuhan air juga dapat
berfungsi sebagai tempat ikan memijah dan mencari makan. Erosi dapat dicegah
serta kekeruhan air dapat diatasi akibat peranan tumbuhan air.
Eceng gondok merupakan tanaman air yang hidup bebas di permukaan
air, dapat berkembang dengan cepat dan tumbuh sepanjang tahun. Eceng gondok
termasuk dalam divisio Embriophytasi phonogama, sub divisio Angiospermae.
Kelas Monocotyledone, famili Pan’ederiaceae, dan genus Eichornia
(Mangisah dkk, 2003).
Keberadaan eceng gondok di suatu perairan diketahui sebagai
tumbuhan pencemar air. Sehingga eceng gondok dinilai dapat mengganggu ekosistem
kolam atau danau. Pertumbuhan eceng gondok berlangsung secara cepat sehingga
populasi eceng gondok menjadi tidak terkendali. Hal tersebut dapat mempercepat
proses pencemaran perairan. Berdasarkan peranan keberadaan eceng gondok yang
dinilai mengganggu tersebut, maka perlu ada pemanfaatan eceng gondok. Untuk
mengetahui pemanfaatan eceng gondok, maka diperlukan analisis kandungan nutrisi
yang terkandung di dalamnya, salah satunya adalah kandungan vitamin.
Vitamin
C pada Eceng Gondok
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan, Izzati dan
Nurchayati (2010), beberapa tumbuhan akuatik memiliki kandungan vitamin C.
Salah satunya adalah vitamin pada Eceng Gondok (Eichornia crassipes).
Gambar
1. Histogram kandungan vitamin C dari tiga belas spesies tumbuhan
akuatik, berdasarkan hasil penelitian oleh Kurniawan, Izzati, dan Nurchayati
(2010).
Analisis kandungan vitamin C menunjukkan Eceng gondok (Eichormia
crassipes) memiliki kandungan vitamin C yang relatif sedang yaitu 5,45
mg/30 g. kandungan vitamin C tersebut disebabkan adanya fkator genetis. Gen-gen
penyandi enzim berperan mempengaruhi biosintesis vitamin C. Zadeh et al (2007)
di dalam Kurniawan (2010), mengemukakan bahwa terdapat enam enzim yang disandi
oleh gen-gen dalam biosintesis vitamin C, diantaranya mio-inositol oksidase
(MIO), GDP-Manosa-3’, 5’-epimerase (GME), L-galaktono-gamma-lakton
dehidrogenase (GLDH), asam D-galakturonic reduktase (GalUA), L-Galaktosa-l-fosfate
fosfatase (GalPase), dan L-Galaktosa dehidrogenase (GalDH). Jenis tumbuhan
eceng gondok yang mengapung di atas permukaan air diduga lebih peka terhadap
tekanan lingkungan yang berasal dari perairan maupun udara, sehingga memerlukan
mekanisme pertahanan dan membentuk vitamin C sebagai antioksidan (Kurniawan,
2010).
Pemanfaatan
Eceng Gondok
Setelah mengetahui adanya kandungan vitamin pada eceng gondok, kita
dapat mencoba memanfaatkan eceng gondok sebagai keperluan di segala bidang.
Salah satu contoh yang dapat
dimanfaatkan ialah pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan pakan ikan. Menurut
Mangisah dkk (2003), pemanfaatan eceng gondok sebagai pakan memiliki beberapa
kelemahan, antara lain kadar airnya tinggi, teksturnya halus, banyak mengandung
hemiselulosa dan protein yang sulit dicerna. Dilakukanlah fermentasi terhadap
eceng gondok dengan menggunakan Aspergillus niger yang dapat
meningkatkan kandungan asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Kandungan vitamin C pada eceng gondok sebesar 5,45 mg/30 g setara
dengan 18 mg/100 g. Hasil tersebut relatif sama bila dibandingkan dengan
kandungan vitamin C pada buah mangga, melon, rasberry dan limau yaitu ± 20
mg/100 g (Combs, 2008). Berdasarkan hasil kandungan vitamin C tersebut, eceng
gondok memiliki potensi sebagai sumber antioksidan.
Daftar
Pustaka
Kurniawan, Izzati, dan Nurchayati. 2010. “Kandungan Klorofil,
Karotenoid, dan Vitamin C pada Beberapa Spesies Tumbuhan Akuatik”. Jurnal. Buletin
Anatomi dan Fisiologi. Vol XVII (1) : 28-40.
Mangisah, Nasoetion, dan Sumarsih. 2003. “Evaluasi Nilai Nutrisi
Eceng Gondok Terfermentasi Aspergillus niger sebagai Alternatif Pakan”. Laporan
Penelitian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Universitas
Diponegoro. Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar