pilihan

Jumat, 30 Oktober 2015

Ekspedisi Sungai Serayu oleh Anak-Anak Muda dari Hilir hingga Hulu

Oleh Taufiq Ahmad Romdoni



Tidak seperti biasanya pada hari sabtu (10/10) sepanjang sungai Serayu disusuri oleh sejumlah anak-anak muda. Dengan memakai pakaian dinas lapangan berwarna biru, mereka menyusuri sungai Serayu dari hilir hingga hulu. Panas terik matahari tidak menjadi halangan bagi mereka untuk menyusuri sungai terpanjang di Jawa Tengah tersebut.
Kegiatan itu merupakan serangkaian dari kegiatan praktikum mata kuliah Ekologi Perairan yang diselenggarakan sejak Sabtu (10/10) hingga Minggu (11/10). Kegiatan praktikum tersebut diikuti oleh seluruh mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman tahun angkatan 2014. Namun, tidak semua program studi mengikuti acara tersebut, dalam praktikum yang berjudul “Ekspedisi Serayu”  hanya diikuti oleh mahasiswa program studi Manajemen Sumberdaya Perarian dan program studi Budidaya Perairan. Satu minggu sebelumnya, mahasiswa program studi Ilmu Kelautan telah menjalani praktikum lapangan mata kuliah Ekologi Perairan di Cilacap, Jawa Tengah.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh dosen pengampu mata kuliah Ekologi Perairan yang dibantu oleh beberapa asisten dosen. Praktikum kali ini diselenggarakan di sepanjang sungai Serayu, Telaga Warna, dan Telaga Pengilon, Wonosobo, Jawa Tengah. Beberapa daerah sungai Serayu yang menjadi stasiun pengambilan sampel diantaranya adalah Kejajar, Garung, Prigi, Singomerto, Mrican, Purwanegara, Mandiraja, Kembangan dan Cowakan Semar. Kemudian daerah wisata di daerah Dieng seperti Telaga Warna dan Telaga Pengilon turut menjadi stasiun pengambilan sampel. Para peserta praktikum mengambil sampel air yang kemudian diukur kandungan fisikokimiawinya seperti suhu dan oksigen terlarut. Tidak hanya itu, mereka juga mengukur kedalaman, kecepatan arus, lebar sungai, kejernihan dan mengamati tipe substrat. Mahasiswa juga melakukan wawancara dengan warga daerah Dieng dan pejabat daerah setempat untuk mengkaji apakah Telaga Warna dan Pengilon layak untuk dijadikan tempat budidaya ikan. Selain mengukur faktor fisikokimiawi di stasiun sungai Serayu, mahasiswa juga melakukan pengambilan sampel mikrozoobentos. Sampel mikrozoobentos yang diperoleh akan dijadikan sebagai data untuk mengukur indeks keragaman di setiap stasiun pengambilan sampel.
Praktikum tersebut dirasa penting dilakukan oleh mahasiswa. Selain sebagai komponen dalam mata kuliah, data hasil praktikum tersebut sangat bermanfaat bagi akademisi, pemangku kebijakan daerah setempat, dan pihak-pihak terkait. Hal tersebut sangat bermanfaat terutama bagi pemerintah setempat sebagai bahan untuk menentukan kebijakan terkait pengelolaan sumberdaya alam, pengelolaan masyarakat pada daerah aliran sungai.

Selama praktikum berlangsung terlihat mahasiswa sangat menikmati kegiatan tersebut. Namun sejumlah mahasiswa mengeluhkan mahalnya biaya operasional yang dikeluarkan untuk kegiatan praktikum kali ini. Seharusnya dana tersebut sudah diakomodir oleh pihak kampus sehingga tidak membebani kepada mahasiswa. “Praktikum kurang maksimal karena ada alat yang kurang dan juga yang tidak bisa dipakai, harapannya dapat lebih baik lagi untuk tahun depan, dan diusahakan agar tidak sampai ada pemungutan biaya lagi” kata ketua kelompok  1 B, Ghilman Jauhar. Dengan kegiatan praktikum tersebut diharapkan mahasiswa dapat mencintai lingkungan seperti sungai yang telah menjadi urat nadi kehidupan bagi masyarakat sekitar aliran sungai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar