pilihan

Jumat, 15 April 2016

PERAIRAN LENTIK

Apa yang dimaksud dengan perairan lentik? Perairan lentik merupakan perairan yang tergenang.  Contoh dari perairan ini yaitu danau, rawa, kolam, waduk dll. Pada perairan ini terdapat stratifikasi vertikal akibat adanya perbedaan intensitas cahaya dan temperatur. Perairan ini memiliki kecepatan arus yang sangat lambat (<10 cm/s) atau tidak ada arus sama sekali.


Gambar 1. Danau Toba
Sumber: maritim.go.id

Zonasi perairan lentik
Berdasarkan temperatur, zonase perairan lentik terbagi menjadi tiga yaitu
1.      Zona epilimnion, yaitu lapisan bagian permukaan atau atas perairan. Lapisan ini bersifat hangat, suhu relatif konstan. Seluruh massa air pada lapisan ini tercampur dengan baik karena adanya angin dan gelombang.
2.   Zona metalimnion atau termoklin, yaitu lapisan di bawah epilimnion. Pada lapisan ini temperatur memperlihatkan perubahan relatif besar. Setiap kedalaman 1 m terjadi penurunan temperatur air 1oC.
3.    Zona hipolimnion, yaitu lapisan di bawah metalimnion. Lapisan ini memiliki temperatur yang lebih rendah, ditandai dengan perbedaan temperatur vertikal yang relatif kecil. Massa air pada lapisan ini bersifat stagnan, tidak mengalami percampuran, dan memiliki densitas yang lebih besar.

Berdasarkan zonase bentos
1.   Zona supra litoral, adalah wilayah di pinggir danau yang masih terkena pengaruh danau, biasanya berupa daratan yang kadang kala tergenang air jika volume air danau meningkat
2.      Zona litoral, adalah wilayah pinggir danau yang dangkal, dengan batuan dasar berukuran relatif besar dan cahaya matahari mencapai dasar perairan. Wilayah ini banyak ditumbuhi tumbuhan akuatik yang mengakar di dasar perairan dan memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi. Wilayah litoral merupakan wilayah yang mendapat pengaruh pertama kali jika terjadi erosi pada daratan di sekitarnya.
3.     Sub litoral, adalah wilayah di bawah litoral, dengan batuan dasar berukuran lebih kecil dan matahari sudah berkurang. Wilayah ini masih mendapat cukup oksigen, namun keanekaragaman bentos sudah berkurang. Bentos yang telah mati, yang semula adalah penghuni wilayah litoral biasanya akan terbenam di wilayah sub litoral.
4.    Profundal, adalah wilayah paling dalam dengan suhu yang rendah dan cahaya matahari sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Jumlah oksigen terlarut sangat sedikit atau terbentuk suasana anoksik. Meskipun banyak mengandung gas metana dan karbondioksida, namun kadar ion hidrogen dalam wilayah ini juga sangat tinggi sehingga pH air rendah karena keberadaan asam karbonat. Sedimen dasar berukuran sangat kecil.

Berdasarkan zonase kolom air
1.    Zona limnetik, adalah wilayah perairan yang sudah banyak mendapat pengaruh dari tepi dan dasar perairan. zona limnetik dibagi menjadi tropogenik dan tropolitik.
2.      Zona tropogenik, yaitu  kolom air dari permukaan yang memiliki aktivitas fotosintesis intensif hingga kedalaman di mana aktifitas fotosintesis sangat sedikit. Pada zona ini, kadar oksigen terlarut cukup tinggi. Zona tropogenik biasanya berada pada suatu mintakat epilimnion.
3.    Zona tropolitik, adalah wilayah yang berada di bawah tropogenik. Pada zona ini, aktifitas respirasi dan dekomposisi dominan, sedangkan aktifitas fotosintesis sudah tidak ada. Zona ini memiliki kadar oksigen terlarut sangat rendah atau bahkan tidak ada, namun kadar karbondioksida tinggi.
4.      Zona kompensasi, adalah zona antara tropogenik dan tropolitik, dicirikan dengan aktifitas fotosintesis yang sama dengan respirasi.
Berdasarkan intensitas cahaya
1.      Zona eufotik, yaitu lapisan yang masih mendapat cahaya matahari.
2.  Zona kompensasi, yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1% dari intensitas cahaya permukaan.
3.      Zona profundal, yaitu lapisan di bawah zona kompensasi, dengan intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik).

Lapisan eufotik yang biasanya juga merupakan lapisan epilimnion merupakan lapisan yang paling produktif. Lapisan ini mendapat pasokan cahaya matahari yang cukup sehingga proses fotosintesis berlangsung secara optimum. Keberadaan oksigen, baik yang dihasilkan oleh proses fotosintesis maupun difusi dari udara, juga mencukupi.

Berdasarkan tingkat kesuburannya, perairan lentik diklasifikasikan menjadi sebagai berikut.
1.  Oligotrofik, yaitu perairan dengan produktifitas primer dan biomassa yang rendah. Perairan ini memiliki kadar unsur hara nitrogen dan fosfor rendah, namun cenderung jenuh dengan oksigen.
2.      Mesotrofik, yaitu perairan dengan produktifitas primer dan biomassa sedang. Perairan ini merupakan peralihan antara oligotrofik dan eutrofik.
3.      Eutrofik, yaitu perairan dengan kadar unsur hara dan tingkat produktifitas primer tinggi. Perairan ini memiliki tingkat kecerahan yang rendah dan kadar oksigen pada lapisan hipolimnion dapat lebih kecil dari 1 mg/l.
4.     Hiper-eutrofik, yaitu perairan dengan kadar unsur hara dan produktifitas primer sangat tinggi. Pada perairan ini, kondisi anoksik terjadi pada lapisan hipolimnion.
5.      Distrofik, yaitu jenis perairan yang banyak mengandung bahan organik.

Sumber:
Efendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. PT Kanisius. Yogyakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar