Apa yang dimaksud dengan perairan lentik? Perairan lentik
merupakan perairan yang tergenang.
Contoh dari perairan ini yaitu danau, rawa, kolam, waduk dll. Pada
perairan ini terdapat stratifikasi vertikal akibat adanya perbedaan intensitas
cahaya dan temperatur. Perairan ini memiliki kecepatan arus yang sangat lambat
(<10 cm/s) atau tidak ada arus sama sekali.
Sumber: maritim.go.id
Zonasi perairan lentik
Berdasarkan temperatur, zonase perairan lentik terbagi
menjadi tiga yaitu
1.
Zona epilimnion, yaitu lapisan bagian permukaan atau
atas perairan. Lapisan ini bersifat hangat, suhu relatif konstan. Seluruh massa
air pada lapisan ini tercampur dengan baik karena adanya angin dan gelombang.
2. Zona metalimnion atau termoklin, yaitu lapisan di
bawah epilimnion. Pada lapisan ini temperatur memperlihatkan perubahan relatif
besar. Setiap kedalaman 1 m terjadi penurunan temperatur air 1oC.
3. Zona hipolimnion, yaitu lapisan di bawah metalimnion. Lapisan
ini memiliki temperatur yang lebih rendah, ditandai dengan perbedaan temperatur
vertikal yang relatif kecil. Massa air pada lapisan ini bersifat stagnan, tidak
mengalami percampuran, dan memiliki densitas yang lebih besar.
Berdasarkan zonase bentos
1. Zona supra litoral, adalah wilayah di pinggir danau
yang masih terkena pengaruh danau, biasanya berupa daratan yang kadang kala
tergenang air jika volume air danau meningkat
2.
Zona litoral, adalah wilayah pinggir danau yang
dangkal, dengan batuan dasar berukuran relatif besar dan cahaya matahari
mencapai dasar perairan. Wilayah ini banyak ditumbuhi tumbuhan akuatik yang
mengakar di dasar perairan dan memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi. Wilayah
litoral merupakan wilayah yang mendapat pengaruh pertama kali jika terjadi
erosi pada daratan di sekitarnya.
3. Sub litoral, adalah wilayah di bawah litoral, dengan
batuan dasar berukuran lebih kecil dan matahari sudah berkurang. Wilayah ini
masih mendapat cukup oksigen, namun keanekaragaman bentos sudah berkurang. Bentos
yang telah mati, yang semula adalah penghuni wilayah litoral biasanya akan
terbenam di wilayah sub litoral.
4. Profundal, adalah wilayah paling dalam dengan suhu
yang rendah dan cahaya matahari sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Jumlah
oksigen terlarut sangat sedikit atau terbentuk suasana anoksik. Meskipun banyak
mengandung gas metana dan karbondioksida, namun kadar ion hidrogen dalam
wilayah ini juga sangat tinggi sehingga pH air rendah karena keberadaan asam
karbonat. Sedimen dasar berukuran sangat kecil.
Berdasarkan zonase kolom air
1. Zona limnetik, adalah wilayah perairan yang sudah
banyak mendapat pengaruh dari tepi dan dasar perairan. zona limnetik dibagi
menjadi tropogenik dan tropolitik.
2.
Zona tropogenik, yaitu
kolom air dari permukaan yang memiliki aktivitas fotosintesis intensif
hingga kedalaman di mana aktifitas fotosintesis sangat sedikit. Pada zona ini,
kadar oksigen terlarut cukup tinggi. Zona tropogenik biasanya berada pada suatu
mintakat epilimnion.
3. Zona tropolitik, adalah wilayah yang berada di bawah
tropogenik. Pada zona ini, aktifitas respirasi dan dekomposisi dominan,
sedangkan aktifitas fotosintesis sudah tidak ada. Zona ini memiliki kadar
oksigen terlarut sangat rendah atau bahkan tidak ada, namun kadar
karbondioksida tinggi.
4.
Zona kompensasi, adalah zona antara tropogenik dan
tropolitik, dicirikan dengan aktifitas fotosintesis yang sama dengan respirasi.
Berdasarkan intensitas cahaya
1.
Zona eufotik, yaitu lapisan yang masih mendapat cahaya
matahari.
2. Zona kompensasi, yaitu lapisan dengan intensitas
cahaya sebesar 1% dari intensitas cahaya permukaan.
3.
Zona profundal, yaitu lapisan di bawah zona
kompensasi, dengan intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya
(afotik).
Lapisan eufotik yang biasanya juga merupakan lapisan
epilimnion merupakan lapisan yang paling produktif. Lapisan ini mendapat
pasokan cahaya matahari yang cukup sehingga proses fotosintesis berlangsung
secara optimum. Keberadaan oksigen, baik yang dihasilkan oleh proses
fotosintesis maupun difusi dari udara, juga mencukupi.
Berdasarkan tingkat kesuburannya, perairan lentik
diklasifikasikan menjadi sebagai berikut.
1. Oligotrofik, yaitu perairan dengan produktifitas
primer dan biomassa yang rendah. Perairan ini memiliki kadar unsur hara
nitrogen dan fosfor rendah, namun cenderung jenuh dengan oksigen.
2.
Mesotrofik, yaitu perairan dengan produktifitas primer
dan biomassa sedang. Perairan ini merupakan peralihan antara oligotrofik dan
eutrofik.
3.
Eutrofik, yaitu perairan dengan kadar unsur hara dan
tingkat produktifitas primer tinggi. Perairan ini memiliki tingkat kecerahan
yang rendah dan kadar oksigen pada lapisan hipolimnion dapat lebih kecil dari 1
mg/l.
4. Hiper-eutrofik, yaitu perairan dengan kadar unsur hara
dan produktifitas primer sangat tinggi. Pada perairan ini, kondisi anoksik
terjadi pada lapisan hipolimnion.
5.
Distrofik, yaitu jenis perairan yang banyak mengandung
bahan organik.
Sumber:
Efendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. PT Kanisius. Yogyakarta.
Sumber:
Efendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. PT Kanisius. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar